Senin, 13 April 2015

Klasifikasi cedera dalam olahraga

a.     Cedera tingkat 1 (cedera ringan)
Cedera ringan merupakan cedera yang terjadi akibat banyak faktor khususnya saat melakukan aktivitas olahraga dimana cedera yang dialami tidak berbahaya dan tidak memerlukan penanganan yang serius. Biasanya si penderita  tidak mengalami keluhan yang serius, namun dapat mengganggu penampilan serta melakukan gerak saat melakukan aktivitas olahraga. Selain itu pada cedera ini proses penyembuhan juga akan sangat cepat dan cara penanganan yang dilakukan pada cedera ini relatif mudah.  Seperti contoh dibawah ini akan menjelaskan lebih rinci mengenai cedera ringan yaitu:
Ø  Lecet
Lecet merupakan cedera yang terjadi karena adanya goresan di bagian kulit dan tubuh lainnya yang lunak karena  gesekan maupun benturan dengan benda atau permukaan yang kasar sehingga menyebabkan kerusakan pada bagian permukaan kulit di bagian lapisan epidermis kulit terluar namun tidak mengalami pendarahan. Hal ini membuat penderita akan merasa terganggu dan kurang nyaman saat melakukan aktivitas olahraga karena timbulnya rasa nyeri pada bagian yang lecet. Biasanya cedera ini bisa ditangangi oleh diri sendiri karena cedera yang dialami penderita tidak berbahaya dan cedera tersebut akan sembuh dalam waktu 1- 2 minggu.  Cara pengobatannya yaitu cukup membersihkan luka lecet tersebut dengan air yang selanjutnya dibersihkan dengan alkohol, betadin, refanol dan sebagainya untuk mencegah terjadinya infeksi.
Add caption




Ø  Memar (kontusio)
Memar merupakan cedera yang yang terjadi akibat adanya  benturan, kontak badan dengan orang lain, pukulan sehingga menyebabkan jaringan yang berada dibawah permukan kulit menjadi rusak dan jaringan kulit akan membengkak serta pembuluh- pembuluh darah pada daerah cedera menjadi pecah yang kemudian darah yang berada di dalam kulit tersebut menggumpal dan membeku dan membentuk warna hijau di permukaan kulit. Memar terjadi akibat adanya benturan dengan benda tumpul pada jaringan kulit yang kemudian mengalami kerusakan. Cara penangananya dalam keadaan darurat yaitu dengan mengompres dengan es batu untuk menghentikan pendarahan dan berfungsi untuk membekukan darah yang keluar akibat pecahnya pembuluh darah. Untuk mencegah terjadinya cedera ini diharapkan menggunakan prasarana berdasarkan standar kelayakan pemakaian saat beraktivitas olahraga guna meminimalisir terjadinya sesuatu yang tidak di inginkan.
Menurut Morgan (1993: 63) berpendapat bahwa memar adalah cedera yang terjadi akibat jaringan di bawah permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil pecah, sehingga darah dan cairan seluler merembes ke jaringan sekitarnya.
Menurut Dr. C K Teh. Didalam bukunya yang berjudul ilmu kedokteran olahraga (1993:191) berpendapat kontusio atau memar disebabkan karena suatu pukulan langsung pada kulit dan hanya menyebabkan lecet pada kulit ( menimbulkan daerah kebiru- biruan atau kehitaman) atau jaringan- jaringan dibawahnya misalnya otot.
menurut  Hartono Satmoko (1993:92) menjelaskan bahwa Memar  menimbulkan daerah kebiru-biruan atau kehitaman pada kulit. Bila terjadi pendarahan yang cukup, timbulnya pendarahan didaerah yang terbatas disebut hematoma.
Add caption




Ø  Luka
Luka merupakan cedera yang terjadi karena adanya kerusakan sebagian jaringan tubuh dimana kulit dan bagian permukaan tubuh yang lainnya mengalami robekan akibat suatu paksaan maupun tekanan fisik yang disebabkan oleh benturan, benda tajam, gesekan sehingga pembuluh- pembuluh darah pada jaringan kulit terpeceh dan mengalami pendarahan. Pada cedera ini penangaan harus cepat dilakukan karena untuk menghentikan pendarahan akibat robekan yang terjadi pada kulit dan bagian tubuh lainnya. Biasanya bila luka yang disebabkan karena benda tajam dan benturan yang menyebabkan sobeknya kulit dan bagian tubuh lainnya harus memerlukan penanganan yang lebih serius oleh tim medis dimana salah satu penanganan yang diberikan yaitu memberikan jahitan dibagian kulit yang robek agar darah tidak keluar terus- menerus.
Menurut kozier (1995) mendefenisikan luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran, dan tulang atau tubuh lainnya. Selanjutnya didukung oleh beberapa para ahli lainnya yang berpendapat bahwa Menurut Hartono Satmoko (1993:187), menjelaskan bahwa luka merupakan sebagai suatu ketidaksinambungan dari kulit dan jaringan dibawahnya yang mengakibatkan pendarahan yang kemudian dapat mengalami infeksi. Dan juga taylor (1997) mendefenisikan luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit.
Add caption




Ø  Lepuhan
Lepuhan merupakan cedera yang terjadi karena adanya gelembungan air pada permukaan kulit atau kumpulan cairan yang terletak diantara lapisan terluar kulit dimana lapisan kulit terluar atau epidermis kulit mengalami gesekan, tekanan, dan panas sehingga lapisan terluar kulit melepuh dan membentuk gelembungan yang berisikan air yang berasal dari kelenjar- kelenjar kulit. Lepuh  disebabkan oleh gesekan, tekanan, dan panas. Lepuhan biasanya sering terjadi pada atlit- atlit yang saat melakukan aktivitas olahraga baru , meningkatkan porsi latihan, sepatu baru, serta tidak menggunakan prasarana yang layak pakai. Lepuhan merupakan cedera yang biasa saja dan perawatannyapun mudah serta proses penyembuhannyapun sangat cepat serta perawatannyapun bisa dilakukan sendiri. Jika lepuhan tersebut terdapat cairan yang berada dibawah kulit maka harus cepat dikeringkan salah satu caranya yaitu melubangi gelembung pada lapisan kulit guna untuk mengeluarkan cairan tersebut agar tidak terjadi infeksi. Cara perawatannya yaitu cukup membersihkan lepuhan tersebut dengan antiseptik, alkohol, dan sejenisnya. Ketika lepuhan sudah kering dan kulitnya pun sudah mengering, kulit jangan diangkat langsung karena kulit tersebut sebagai pelindung terbaik untuk kulit yang berada dibawahnya. Lepuhan tersebut jangan ditutup karena akan menghambat proses pengeringan lepuhan. Jika memang harus ditutup maka gunakanlah kain kasa sebagai penutup sementara. Untuk lepuhan yang kronis bisa dicegah dengan mengoleskan minyak ter atau yang bentuk lotion maupuan krim yang patenkan untuk penyembuhan luka yang tersedia di apotek terdekat.
Paul M. Taylor, D.P.M. didalam buku yang diterjemahkan oleh jamal khabib yang berjudul mencegah dan mengatasi cedera olahraga hal:65 menjelaskan bahwa lepuhan adalah kumpulan cairan yang terletak diantara lapisan terluar kulit, yang disebabkan oleh friksi, tekanan dan panas.

Add caption




Ø  Lembam
Lembam atau hematoma adalah cedera yang terjadi akibat adanya benturan keras pada benda tumpul di salah satu anggota tubuh bagian luar terutama pada kulit yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah di bagian anggota tubuh yang mengalami pendarahan di daerah terbatas dan mengalami pengendapan darah pada salah satu bagian jaringan tubuh. Biasanya  cedera ini terjadi karena adanya tumbukan keras pada benda tumpul yang kemudian menimbulkan rasa sakit namun cedera ini tergolong tidak berbahaya. Gejala yang ditimbulkan saat terkena cedera yaitu munculnya benjolan di permukaan kulit yang berwarna ungu kemerahan  yang kemudian berangsung setelah beberapa hari warna tersebut berubah menjadi warna hitam dan biru. Untuk beberapa minggu kemudian terjadi peroses penyembuhan dimana warnanya berubah lagi menjadi warna kekuningan sebelum sampai warna tersebut memudar dan menghilang. Untuk proses penyembuhan biasanya sekitar 2 mingguan dan cedera ini akan sembuh bahkan tanpa pengobatan sekalipun. Sebenarnya pada cedera ini tidak perlu adanya pengobatan atau penanganan dalam proses penyembuhan namun untuk mengurangi rasa sakit dan menurunkan pembengkakan cukup dengan pengompresan dengan es secara teratur.
Menurut kathi keville, seorang penulis herbal untuk kesehatan dan penyembuhan (rodale, 1996), mengatakan bahwa mengompres lembam/ memar dengan satu sdm tinktur arnica bisa meredakan memar.


Ø  kram
Kram otot merupakan salah satu cedera yang mana otot atau sebagiannya mengalami kontraksi yang terus menerus dan mengakibatkan rasa nyeri yang disebabkan karena aktivitas olahraga yang terlalu berlebihan sehingga otot yang bekerja saat itu tidak mampu lagi berkontraksi dikarenakan kelelahan sehingga sirkulasi darah yang menuju ke otot tidak lagi normal dan bermasalah yang selanjutnya otot tersebut menjadi tegang. Kram dikatakan ringan apabila hanya terjadi di sebagian serat- serat otot dan dikatakan parah apabila mempengaruhi hampir seluruh bagian serat otot yang terlibat. Ada beberapa faktor penyebab kram yaitu otot- mengalami kelelahan ketika beraktivitas olahraga dan secara tiba- tiba meregang  yang menyebabkan otot- otot dengan terpaksa ikut meregang secara penuh yang mengakibatkan kram. Selin itu kram bisa disebabkan karena ketidaksempurnaan beomekanik tubuh karena adanya ketidaksejajaran dari bagian kaki bawah, atau karena keadaan otot yang terlalu kencang. Selain itu kram juga di sebabkan karena terbatasnya suplai darah yang masuk keserabut otot dalam aktivitas olahraga yang menyebabkan kram pada otot. Salah satu penyebab lainnya yaitu karena kurangnya pemanasan saat melakukan aktivitas olahraga apalagi olahraga yang dilakukan itu berkreteria berat maka akan sangat cepat terjadinya keram pada otot. Pemanasan sangat dibutuhkan saat sebelum berolahraga karena untuk mengelastiskan otot agar tidak tegang dan agar otot- otot yang akan berkontraksi siap melakukan aktivitas olahraga.

 Menurut Hardianto Wibowo (1995: 31) menjelaskan bahwa penyebab kram adalah otot yang terlalu lelah, kurangnya pemanasan serta peregangan, adanya gangguan sirkulasi darah yang menuju ke otot sehingga menimbulkan kejang. Selanjutnya didukung oleh Paul M. Taylor, D.P.M. didalam buku yang diterjemahkan oleh jamal khabib yang berjudul mencegah dan mengatasi cedera olahraga hal:127 yang menjelaskan bahwa kram terjadi pada saat otot- otot kita mengalami kelelahan dan secar tiba- tiba meregang maka otot tersebut ( dengan paksa) akan meregang secara penuh yang mengakibatkan kram.

Add caption




Daftar pustaka

Ø  Hardianto Wibowo, dr. 1995. Pencegahan dan petatalaksanana cedera olahraga. Cetakan 1. EGC.
Ø  Peterson, L, Penstrom, P. 1996. Sport injuries. CIBA
Ø   Santosa, Andi, A. 1994. Struktur dan fungsi tubuh manusia. Jakarta: Akper Sint Carolus
Ø  Sobbota. 2000. Atlas Anatomi Manusia. Jakarta: EGC
Ø  Sutarmo, setiaji. V. D. 1990. Buku kuliah anatomi fisiologi. Jakarta: FKUI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar