a. Cedera tingkat 1 (cedera ringan)
Cedera ringan merupakan cedera yang
terjadi akibat banyak faktor khususnya saat melakukan aktivitas olahraga dimana
cedera yang dialami tidak berbahaya dan tidak memerlukan penanganan yang
serius. Biasanya si penderita tidak
mengalami keluhan yang serius, namun dapat mengganggu penampilan serta
melakukan gerak saat melakukan aktivitas olahraga. Selain itu pada cedera ini
proses penyembuhan juga akan sangat cepat dan cara penanganan yang dilakukan
pada cedera ini relatif mudah. Seperti
contoh dibawah ini akan menjelaskan lebih rinci mengenai cedera ringan yaitu:
Ø Lecet
Lecet merupakan cedera yang terjadi
karena adanya goresan di bagian kulit dan tubuh lainnya yang lunak karena gesekan maupun benturan dengan benda atau
permukaan yang kasar sehingga menyebabkan kerusakan pada bagian permukaan kulit
di bagian lapisan epidermis kulit terluar namun tidak mengalami pendarahan. Hal
ini membuat penderita akan merasa terganggu dan kurang nyaman saat melakukan
aktivitas olahraga karena timbulnya rasa nyeri pada bagian yang lecet. Biasanya
cedera ini bisa ditangangi oleh diri sendiri karena cedera yang dialami
penderita tidak berbahaya dan cedera tersebut akan sembuh dalam waktu 1- 2
minggu. Cara pengobatannya yaitu cukup
membersihkan luka lecet tersebut dengan air yang selanjutnya dibersihkan dengan
alkohol, betadin, refanol dan sebagainya untuk mencegah terjadinya infeksi.
Add caption |
Ø Memar (kontusio)
Memar merupakan cedera yang yang
terjadi akibat adanya benturan, kontak
badan dengan orang lain, pukulan sehingga menyebabkan jaringan yang berada
dibawah permukan kulit menjadi rusak dan jaringan kulit akan membengkak serta
pembuluh- pembuluh darah pada daerah cedera menjadi pecah yang kemudian darah
yang berada di dalam kulit tersebut menggumpal dan membeku dan membentuk warna
hijau di permukaan kulit. Memar terjadi akibat adanya benturan dengan benda
tumpul pada jaringan kulit yang kemudian mengalami kerusakan. Cara penangananya
dalam keadaan darurat yaitu dengan mengompres dengan es batu untuk menghentikan
pendarahan dan berfungsi untuk membekukan darah yang keluar akibat pecahnya
pembuluh darah. Untuk mencegah terjadinya cedera ini diharapkan menggunakan
prasarana berdasarkan standar kelayakan pemakaian saat beraktivitas olahraga
guna meminimalisir terjadinya sesuatu yang tidak di inginkan.
Menurut Morgan (1993: 63) berpendapat
bahwa memar adalah cedera yang terjadi akibat jaringan di bawah permukaan kulit
rusak dan pembuluh darah kecil pecah, sehingga darah dan cairan seluler
merembes ke jaringan sekitarnya.
Menurut Dr. C K Teh. Didalam bukunya
yang berjudul ilmu kedokteran olahraga (1993:191) berpendapat kontusio atau
memar disebabkan karena suatu pukulan langsung pada kulit dan hanya menyebabkan
lecet pada kulit ( menimbulkan daerah kebiru- biruan atau kehitaman) atau
jaringan- jaringan dibawahnya misalnya otot.
menurut Hartono Satmoko (1993:92) menjelaskan bahwa Memar
menimbulkan daerah kebiru-biruan atau
kehitaman pada kulit. Bila terjadi pendarahan yang cukup, timbulnya pendarahan
didaerah yang terbatas disebut hematoma.
Add caption |
Ø Luka
Luka merupakan cedera yang terjadi
karena adanya kerusakan sebagian jaringan tubuh dimana kulit dan bagian permukaan
tubuh yang lainnya mengalami robekan akibat suatu paksaan maupun tekanan fisik
yang disebabkan oleh benturan, benda tajam, gesekan sehingga pembuluh- pembuluh
darah pada jaringan kulit terpeceh dan mengalami pendarahan. Pada cedera ini
penangaan harus cepat dilakukan karena untuk menghentikan pendarahan akibat
robekan yang terjadi pada kulit dan bagian tubuh lainnya. Biasanya bila luka
yang disebabkan karena benda tajam dan benturan yang menyebabkan sobeknya kulit
dan bagian tubuh lainnya harus memerlukan penanganan yang lebih serius oleh tim
medis dimana salah satu penanganan yang diberikan yaitu memberikan jahitan
dibagian kulit yang robek agar darah tidak keluar terus- menerus.
Menurut kozier (1995) mendefenisikan
luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran, dan tulang atau tubuh
lainnya. Selanjutnya didukung oleh beberapa para ahli lainnya yang berpendapat
bahwa Menurut Hartono Satmoko (1993:187), menjelaskan bahwa luka merupakan sebagai
suatu ketidaksinambungan dari kulit dan jaringan dibawahnya yang mengakibatkan
pendarahan yang kemudian dapat mengalami infeksi. Dan juga taylor (1997)
mendefenisikan luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit.
Add caption |
Ø Lepuhan
Lepuhan merupakan cedera yang terjadi
karena adanya gelembungan air pada permukaan kulit atau kumpulan cairan yang
terletak diantara lapisan terluar kulit dimana lapisan kulit terluar atau
epidermis kulit mengalami gesekan, tekanan, dan panas sehingga lapisan terluar
kulit melepuh dan membentuk gelembungan yang berisikan air yang berasal dari
kelenjar- kelenjar kulit. Lepuh disebabkan
oleh gesekan, tekanan, dan panas. Lepuhan biasanya sering terjadi pada atlit-
atlit yang saat melakukan aktivitas olahraga baru , meningkatkan porsi latihan,
sepatu baru, serta tidak menggunakan prasarana yang layak pakai. Lepuhan
merupakan cedera yang biasa saja dan perawatannyapun mudah serta proses
penyembuhannyapun sangat cepat serta perawatannyapun bisa dilakukan sendiri.
Jika lepuhan tersebut terdapat cairan yang berada dibawah kulit maka harus
cepat dikeringkan salah satu caranya yaitu melubangi gelembung pada lapisan
kulit guna untuk mengeluarkan cairan tersebut agar tidak terjadi infeksi. Cara
perawatannya yaitu cukup membersihkan lepuhan tersebut dengan antiseptik,
alkohol, dan sejenisnya. Ketika lepuhan sudah kering dan kulitnya pun sudah mengering,
kulit jangan diangkat langsung karena kulit tersebut sebagai pelindung terbaik
untuk kulit yang berada dibawahnya. Lepuhan tersebut jangan ditutup karena akan
menghambat proses pengeringan lepuhan. Jika memang harus ditutup maka
gunakanlah kain kasa sebagai penutup sementara. Untuk lepuhan yang kronis bisa
dicegah dengan mengoleskan minyak ter atau yang bentuk lotion maupuan krim yang
patenkan untuk penyembuhan luka yang tersedia di apotek terdekat.
Paul M. Taylor, D.P.M. didalam buku
yang diterjemahkan oleh jamal khabib yang berjudul mencegah dan mengatasi
cedera olahraga hal:65 menjelaskan bahwa lepuhan adalah kumpulan cairan yang
terletak diantara lapisan terluar kulit, yang disebabkan oleh friksi, tekanan
dan panas.
Add caption |
Ø Lembam
Lembam atau hematoma adalah cedera
yang terjadi akibat adanya benturan keras pada benda tumpul di salah satu
anggota tubuh bagian luar terutama pada kulit yang menyebabkan pecahnya
pembuluh darah di bagian anggota tubuh yang mengalami pendarahan di daerah
terbatas dan mengalami pengendapan darah pada salah satu bagian jaringan tubuh.
Biasanya cedera ini terjadi karena
adanya tumbukan keras pada benda tumpul yang kemudian menimbulkan rasa sakit
namun cedera ini tergolong tidak berbahaya. Gejala yang ditimbulkan saat terkena
cedera yaitu munculnya benjolan di permukaan kulit yang berwarna ungu
kemerahan yang kemudian berangsung
setelah beberapa hari warna tersebut berubah menjadi warna hitam dan biru.
Untuk beberapa minggu kemudian terjadi peroses penyembuhan dimana warnanya
berubah lagi menjadi warna kekuningan sebelum sampai warna tersebut memudar dan
menghilang. Untuk proses penyembuhan biasanya sekitar 2 mingguan dan cedera ini
akan sembuh bahkan tanpa pengobatan sekalipun. Sebenarnya pada cedera ini tidak
perlu adanya pengobatan atau penanganan dalam proses penyembuhan namun untuk
mengurangi rasa sakit dan menurunkan pembengkakan cukup dengan pengompresan
dengan es secara teratur.
Menurut kathi keville, seorang
penulis herbal untuk kesehatan dan penyembuhan (rodale, 1996), mengatakan bahwa
mengompres lembam/ memar dengan satu sdm tinktur arnica bisa meredakan memar.
Ø kram
Kram otot merupakan salah satu cedera
yang mana otot atau sebagiannya mengalami kontraksi yang terus menerus dan
mengakibatkan rasa nyeri yang disebabkan karena aktivitas olahraga yang terlalu
berlebihan sehingga otot yang bekerja saat itu tidak mampu lagi berkontraksi
dikarenakan kelelahan sehingga sirkulasi darah yang menuju ke otot tidak lagi
normal dan bermasalah yang selanjutnya otot tersebut menjadi tegang. Kram
dikatakan ringan apabila hanya terjadi di sebagian serat- serat otot dan
dikatakan parah apabila mempengaruhi hampir seluruh bagian serat otot yang
terlibat. Ada beberapa faktor penyebab kram yaitu otot- mengalami kelelahan
ketika beraktivitas olahraga dan secara tiba- tiba meregang yang menyebabkan otot- otot dengan terpaksa
ikut meregang secara penuh yang mengakibatkan kram. Selin itu kram bisa
disebabkan karena ketidaksempurnaan beomekanik tubuh karena adanya
ketidaksejajaran dari bagian kaki bawah, atau karena keadaan otot yang terlalu
kencang. Selain itu kram juga di sebabkan karena terbatasnya suplai darah yang
masuk keserabut otot dalam aktivitas olahraga yang menyebabkan kram pada otot. Salah
satu penyebab lainnya yaitu karena kurangnya pemanasan saat melakukan aktivitas
olahraga apalagi olahraga yang dilakukan itu berkreteria berat maka akan sangat
cepat terjadinya keram pada otot. Pemanasan sangat dibutuhkan saat sebelum
berolahraga karena untuk mengelastiskan otot agar tidak tegang dan agar otot-
otot yang akan berkontraksi siap melakukan aktivitas olahraga.
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 31)
menjelaskan bahwa penyebab kram adalah otot yang terlalu lelah, kurangnya
pemanasan serta peregangan, adanya gangguan sirkulasi darah yang menuju ke otot
sehingga menimbulkan kejang. Selanjutnya didukung oleh Paul M. Taylor, D.P.M.
didalam buku yang diterjemahkan oleh jamal khabib yang berjudul mencegah dan
mengatasi cedera olahraga hal:127 yang menjelaskan bahwa kram terjadi pada saat
otot- otot kita mengalami kelelahan dan secar tiba- tiba meregang maka otot
tersebut ( dengan paksa) akan meregang secara penuh yang mengakibatkan kram.
Add caption |
Daftar pustaka
Ø Hardianto Wibowo, dr.
1995. Pencegahan dan petatalaksanana cedera olahraga. Cetakan 1. EGC.
Ø Peterson, L, Penstrom, P.
1996. Sport injuries. CIBA
Ø Santosa, Andi, A. 1994. Struktur dan fungsi
tubuh manusia. Jakarta: Akper Sint Carolus
Ø Sobbota. 2000. Atlas
Anatomi Manusia. Jakarta: EGC
Ø Sutarmo, setiaji. V. D.
1990. Buku kuliah anatomi fisiologi. Jakarta: FKUI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar