A.
Pengantar Anatomi
Anatomi Berasal dari bahasa latin,
yaitu: Ana: bagian, memisahkandanTomi (tomie): Tomneinei: iris, potong. Anatomi
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tubuh manusia baik itu dari
bentuk, susunan, struktur dan bagian tubuh lainnya. Hal ini di dukung oleh
beberapa pendapat yang menjelaskan bahwa anatomi adalah ilmu yang mempelajari
struktur tubuh(manusia) dengan cara nenguraikan tubuh(manusia)menjadi bagian
yang lebih kecil kebagian yang paling kecil,dengan cara memotong atau megiris
tubuh (manusia) kemudian diangkat,dipelajari,dan diperiksa menggunakan
mikroskop.
Adapun system pada tubuh manusia
yaitu:
1.
System skeleton (susunan tulang)
System skeleton (susunan tulang)
merupakan salah satu system yang berada pada manusia dimana berfungsi sebagai
penegak dan alat gerak pasif pada tubuh manusia.
Berdasarkan bentuknya tulang dibedakan atas :
a.
Tulang Pipa ( os tubular)
Tulang pipa berbentuk bulat
memanjangyang dapat di jumpai di setiap bagian tubuh yang terdiri atas bagian
batang serta dua bagian ujung. Didalam
rongga tulang ini terdapat rongga- rongga yang didalamnya terdapat sumsum
tulang berwarna kuningserta banyak mengandung jat lemak. Adapun Bagian-bagian
dari tulang pipa antara lain sebagai berikut:
Epifisis, yaitu kedua ujung tulang.
Diafisis, yaitu bagian tengah tulang
Cakraepifisis, yaitu sambungan epifisis dan
diafisis.
Tulang rawan daerah sendi.
Kanalis medularis, yaitu rongga memanjang di
dalam diafisis yang diisi oleh sumsum tulang kuning.
Periosteum, yaitu selaput yang menyelimuti
bagian luar tulang.
b.
Tulang Pipih
Adapun Tulang pipih berbentuk pipih dan
lebar dan tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dan di
tengahnya berupa lapisan tulang seperti bunga karang (spons) yang di dalamnya
berisi sum-sum merah sebagai tempat pemben-tukan selsel darah. Tulang-tulang
pipih berperan dalam melindungi organ tubuh. Tulang pipih terdapat pada tulang
tengkorak, belikat, rusuk, dan tulang wajah.
c.
Tulang panjang
Tulang panjang merupakan tulang dimana
panjangnya melebihi lebarnya dan biasanya terdiri dari sebuah batang berbentuk
tabung yang disebut diafisis dan sebuah epifsisi pada ujung-ujungnya. Pada masa
pertumbuhan diafisis dari tulang panjang dipisahkandari epifisis oleh sebuah
epifisis tulang rawan. Bagian diafisi yang terletak berdekatan dengan epifisis
cartilage disebut dengan metafisis. Bagian batang atau diafisis dari tulang
panjang memiliki sebuah rongga sempit di bagian tengahnya yang berisi sumsum
tulang.
Pada bagian ujung dari tulang panjang,
yaitu epifisis dan metafisis, terdiri dari cancellous bone yang dikelilingi
oleh lapisan cortical bone yang tipis. Permukaan artikular dari ujung tulang
panjang dilapisi olehcartilage hialin. Tulang panjang ditemukan pada tungkai.
Yang termasuk tulang panjang adalah femur, tibia, dan fibula pada paha dan
betis, humerus, radius, dan ulna dari lengan, serta metatarsal, metacarpal, dan
phalanges dari kaki dan tangan. Tulang panjang pada kaki mencakup setengah dari
tinggi manusia. Tulang panjang terutama tumbuh akibat perpanjang
diafisis.Pertumbuhan longitudinal dari tulang panjang merupakan hasildari
osifikasi endokondrial dari lempeng epifise. Pertumbuhan memanjang tulang
distimulasi oleh growth hormone (GH) yangdisekresikan lobus anterior dari
glandula pituitary (Snell, 2004).
d.
Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan
berukuran pendek yang tidak beraturan dimana tulang ini terdapat pada tulang
pergelangan tangan, pergelangan kaki, telapak tangan, dan telapak kaki. Tulang
pendek diselubungi jaringan padat tipis. Tulang pendek sebagian besar terbuat
dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat.
Karena kuatnya, maka tulang pendek mampu mendukung bagian tubuh seperti
terdapat pada tulang pergelangan tangan.
e.
Tulang-tulang pneumatika
Tulang-tulang ini membentuk
rongga-rongga yang berisi udara dan dibatasi oleh membran mukosa. Misalnya
tulang-tulang pembentuk tengkorak ( os ethmoidale,os sphenoidale, maxilla,dsb).
f.
Tulang-tulang sesamoid
Tulang sesamoid adalah tulang-tulang
kecil yang biasanya terdapat diantaranya persendian tulang. Misalnya tulang tempurung lutut (os
patella) yang merupakan tulang sesamoid yang terbesar.
Adapun proses pembentukan tulang
sebagai berikut:
a.
Jaringan embrional (mesenkim) membentuk tulang rawan
sebagai rangka awal dimana tulang rawan tersebut berongga dan menghasilkan sel
induk tulang (osteoblast).
b.
Osteoblast kemudian membentuk sel-sel tulang yang
kemudian masing-masing tulang menghasilkan matriks tulang yang di dalamnya
diendapkan garam-garam kalsium (Ca) dan phospor (P) sehinggan tulang menjadi
keras.
2.
System muskularis
Otot (Muskulus) Otot merupakan organ
tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik
atau gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka. Ada 3 jenis
otot yaitu otot jantung, otot polos dan otot rangka.
a.
otot polos
Ø
Memiliki 1 inti yg berada di tengah,
Ø
Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat
otot polos (tidak berserat)
Ø
Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber
Ca2+ dari CES, sumber energi terutama
dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan
thd kelelahan
b. otot rangka
Ø
Memiliki banyak inti,
Ø
Dipersarafi oleh saraf motorik somatik
(volunter),
Ø
Melekat pada tulang
Ø
Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS)
Ø
Sumber energi dr metabolisme aerobik &
anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami tetani, & cepat lelah
Fungsi Otot
Rangka
Ø
Menghasilkan gerakan rangka tubuh.
Ø
Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
Ø
Menyokong jaringan lunak.
Ø
Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran
dalam sistem tubuh.
Ø
Mempertahankan suhu tubuh dengan pembentukan
kalor saat kontraksi.
Struktur Otot Rangka Setiap otot
dilapisi jaringan konektif yang disebut epimisium. Otot rangka disusun oleh
fasikula yang merupakan berkas otot yang terdiri dari beberapa sel otot. Setiap
fasikula dilapisi jaringan konektif yang disebut perimisium dan setiap sel otot
dipisahkan oleh endomisium.
Organisasi otot rangka terdiri dari :
Ø
Otot
Ø
Fasikula
Ø
Serabut Otot
Ø
Miofibril
Ø
Miofilamen
Secara mikroskopis
sel otot rangka terdiri dari :
Ø
Sarkolema (membran sel serabut otot)
Ø
Miofibril (mengandung filamen aktin dan miosin)
Ø
Sarkoplasma (cairan intrasel berisi kalsium,
magnesium, phosfat, protein & enzim.
Ø
Retikulum Sarkoplasma (tempat penyimpanan
kalsium).
Ø
Tubulus T (sistem tubulus pada serabut otot)
c. otot jantung
Ø
Memiliki 1 inti yg berada ditengah
Ø
Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter)
Ø
Serat otot berserat
Ø
Hanya ada di jantung
Ø
Sumber Ca2+ dari CES & RS
Ø
Sumber energi dr metabolisme aerobik, awal
kontraksi lambat, tdk mengalami tetani, & tahan thd kelelahan
3.
system sirkulasi
Sistem peredaran darah atau sistem
kardiovaskular merupakan suatu sistem organ dalam tubuh manusia yang berfungsi
memindahkan suatu zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi
suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah:
sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup.
a. Sistem
Peredaran Darah Terbuka
Sistem
peredaran darah terbuka artinya dalam peredarannya, darah dan cairan lainnya
tidak selamanya beredar atau berada di dalam pembuluh darah. Darah menuju
jaringan tanpa melalui pembuluh. Pada saat tertentu darah meniggalkan pembuluh
darah dan langsung beredar dalam rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi
ke dalam tubuh.
Sitem
Peredaran Darah Terbuka terdiri-dari jantung yang merupakan pusat peredaran
darah, sejumlah sinus (rongga) dan sejumlah arteri. Jantung terletak dibagian
tengah belakang dada, berdinding otot tebal, berbentuk sadel atau tabung yang
terbungkus oleh perikardium. Arteri merupakan saluran yang berasal dari
jantung, mempunyai valve(katub-katub) yang mencegah darah masuk kembali ke
jantung.
b. Sistem
Peredaran Darah Tertutup
Peredaran
darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh –
pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah lni. Darah diedarkan melewati
arteri dan kembali ke jantung melewati vena. Sistem sirkulasi darah adalah
suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini
juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Sistem
sirkulasi dibagi dalam dua bagian besar yaitu sistem kardiovaskular (peredaran
darah) dan sistem limfatik. Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung, yang
memompa dan mempertahankan aliran darah, arteri yang mengangkut darah pergi
dari jantung, arteriol, pembuluh kecil yang menuju ke pembuluh yang lebih kecil
lagi yaitu kapiler, venul, pembuluh halus yang menampung isi kapiler
Fungsi
sirkulasi adalah untuk memenuhi
kebutuhan jaringan tubuh, untuk mentranspor zat makanan ke jaringan
tubuh, mentranspor produk-produk yang tidak berguna, menghantarkan hormon dari
suatu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain, dan secara umum untuk memelihara
lingkungan yang sesuai di dalam seluruh jaringan tubuh agar sel bisa bertahan
hidup dan berfungsi secara optimal.
Ø
Kongesti (Hiperemia)
Kongesti merupakan
keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan (peningkatan jumlah darah) di
dalam pembuluh darah pada daerah tertentu. Kata lain untuk kongesti adalah
hiperemia.
Ø
Edema
Edema merupakan
penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh atau di dalam
berbagai rongga tubuh (beberapa ahli juga memasukkan dalam definisi itu
penimbunan cairan berlebihan di dalam sel).
Ø
Perdarahan
Perdarahan adalah
keluarnya darah dari sistem kardiovaskuler, disertai penimbunan dalam jaringan
atau ruang tubuh atau disertai keluarnya darah dari tubuh.
Ø
Trombosis
Proses pembentukan
bekuan darah atau koagulum dalam sistem kardiovaskuler selama manusia masih
hidup, disebut trombosis. Koagulum darah dinamakan trombus.
Ø
Embolisme
Embolisme adalah transportasi
massa fisik yang terbawa dalam aliran darah dari satu tempat ke tempat lain dan
tersangkut di tempat baru.
Ø
Iskemia dan Infark
Iskemia adalah
suplai darah yang tidak memadai ke suatu daerah/jaringan. Jika jaringan dibuat
iskemik, jaringan tersebut akan menderita karena tidak mendapat suplai oksigen
dan zat-zat makanan yang dibutuhkan.
4.
System respirasi
Pulmo (Paru – paru) merupakan organ
manusia yang berperan penting dalam
system respirasi, berbentuk kerucut dan berada di rongga torax, serta dilapisi
oleh 2 membran yaitu membran viseral dan membran parietal.Pulmo terbagi menjadi pulmo dextra (kanan) dan
pulmo sinistra (kiri).
a.
Pulmo Dextra
pulmo dextra terdiri dari 3 lobus,
yaitu : Lobus superior, Lobus madius, dan Lobus inferior.
b.
System respirasi bagian atas:
Ø
Hidung/nasal
nasal berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke
dan dari paru-paru, sebagai penyaring
kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam
paru-paru.
Ø
Faring
Faring terletak antara internal nares sampai kartilago
krikoid dan memiliki panjang kurang kebih 13 cm dan berfungsi sebagai saluran
respirasi dan saluran pencernaan.
Ø
Laring
Laring sering disebut sebagai kotak suara. Laring
menghubungkan laringofaring dengan trakea. Terletak pada cervical ke 4 – 6.
Ø
Trakea
Trakea merupakan tuba yang lentur dengan panjang sekitar
10 cm dan lebar sekitar 2,5 cm, terdiri dari otot polos dan cincin kartilago
berbentuk C. Pada bagian belakang terdiri dari 16 – 20 tulang rawan. Trakea terletak dibagian depan esophagus,
dari laring sampai ke ICS V, dimulai dari bawah kartilago cricoid kebawah
sampai pada sudut pertemuan manubrium sterni dan corpus sterni.
Ø
Bronkus
Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Terletak pada
ICS ke V dan terbagi menjadi bronkus primary kanan dan bronkus primary kiri
oleh carina (bagian yang sensitif dan reflek batuk). Bronkus primary kanan
terdiri dari 3 bronkus sekunder (superior, medial, inferior). Sedangkan bronkus
primary kiri terdiri dari 2 bronkus sekunder (superior dan inferior). Bronkus
sekunder ini bercabang lagi menjadi bronkus tertiary yang mempunyai 10 cabang.
Cabang bronkus tertiary ini disebut bronkus terminalis, dan bercabang – cabang
lagi menjadi bronkiolus. Bronkiolus bercabang semakin kecil menjaid ductus
alveolus dan akhirnya berakhir di alveolus.
Ø
Alveolus
Alveolus merupakan suatu kantong udara dengan dinding
yang tipis, disini terjadi pertukaran antara O2 dan CO2 secara difusi melalui
alveolar dan dinding kapiler.
5.
System digestifa (pencernaan)
Sistem perncernaan merupakan system didalam
tubuh manusia yang berfungsi untuk melakukan proses makanan dan segala sesuatu
yang masuk kedalam tubuh sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel
tubuh secara fisika maupun secara kimia. System pencernaan ini terdiri dari
saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muscular panjang yang memrentang
dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah,
kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan pancreas.Saluran pencernaan yang
terletak di bawah area diafragma disebut saluran grastrointestinal.
a. Fungsi
Sistem Pencernaan
Fungsi
utama dari sistem ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit
bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan
berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses berikut:
Ø
Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.
Ø
Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan
secara mekanik oleh gigi. Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum
ditelan(menelan).
Ø
Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot
polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
Ø
Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian)
molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
Ø
Absorpsi adalah penggerakan produk akhir
penccernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik
sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
Ø
Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi
zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran
pencernaan.
6.
System Nerves ( saraf)
Sistem
saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas
menerima rangsangan,menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh,serta
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut.
Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat
indera,pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan
untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat
indera.
Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh (eksternal) misalnya
suara,cahaya,bau, panas,dingin,manis,pahit dan sebagainya.Sedangkan rangsangan
yang berasal dari dalam tubuh disebut juga rangsangan internal,misalnya rasa
haus,lapar,dan nyeri.
Sistem saraf pusat terdiri dari :
Ø
Otak dilindungi oleh tulang tengkorak serta
dibungkus membran jaringan ikat yang disebut meninges.
Ø
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Sumsum
tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu
lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai
ruas tulang pinggang kedua (canalis centralis vertebrae). Sumsum tulang
belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls sensorik dari
kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor.
Berdasarkan cara
kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu :
a.
Sistem saraf sadar atau somatik
Yaitu sistem saraf yang mengatur segala
gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau
otak.
b.
Sistem saraf tak sadar
Sistem saraf otonom mengatur kerja
jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh
kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah
pembuluh darah dan jantung.
7.
System endokrin
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu
adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang
beredar dalam jaringan dan menyekresi zat kimia yang disebut hormon. Hormon
adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ
yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel.
Adapun fungsi
kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :
Ø
Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah
yang yang diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.
Ø
Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
Ø
Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
Ø
Merangsang pertumbuhan jaringan
Ø
Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan
absorbsi glukosa pada usus halus
Ø
Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat
arang, vitamin, mineral, dan air.
a.
Kelenjar Hipofisis
Hipofisa merupakan sebuah kelenjar
sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika)
di dasar otak. Hipofisis mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar
endokrin lainnya, sehingga disebut kelenjar pemimpin, atau master of gland.
kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus, yaitu lobus anterior dan lobus
posterior.
1.
Fungsi hipofisis anterior ( adenohipofise )
menghasilkan sjumlah hormon yang
bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organendokrin yang lain.
2.
Fungsi hipofisis posterior
Ø
Anti-diuretik hormon (ADH): mengatur jumlah air
yang melalui ginjal, reabsorbsi air, dan mengendalikan tekanan darah pada
arteriole
Ø
Hormon oksitosin : mengatur kontraksi uterus
sewaktu melahirkan bayi dan pengeluaran air susu sewaktu menyusui.
3.
Kelenjar Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar kecil,
dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Dalam
keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi
bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa
tampak dibawah atau di samping jakun. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon
tiroid, yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.
Fungsi kelenjar tiroid sendiri adlah sebagai
berikut :
Ø
Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
Ø
Mengatur penggunaan oksidasi
Ø
Mengatur pengeluara karbon dioksida
Ø
Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia
dalam jaringan
Ø
Pada anak mempengaruhi fisik dan mental
8.
System urineri
Sistem urinary adalah sistem organ
yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini
terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan
uretra.
Sisitem urinaria adalah suatu sistem
tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan
dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem urinaria terdiri atas:
Ø
Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
Ø
Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke
kandung kencing.
Ø
Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
Ø
Uretra,
yang menyalurkan urine dari kandung kencing.
a.
Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang
terletak di bagian belakang kavum abdominalis di belakang peritoneum pada kedua
sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen.
Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan,
ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih
panjal.
1.
Fungsi Ginjal
Ginjal berfungsi sebagai berikut :
Ø
Mengatur volume air ( cairan ) dalam tubuh .Kelebihan air dalam
tubuh akan dieksresikan oleh ginjal sebagai urine ( kemih ) yang encer dalam
jumlah besar, kekurangan air ( kelebihan keringat ) menyebabkan urine yang di
eksresi berkurang dan konsentrasinya
lebih pekat sehingga susunan dan
volume cairan tubuh dapat dipertahankan relative normal.
Ø
Mengatur keseimbangan osmotic dan mempertahankan keseimbangan ion
yang optimal dalam plasma ( keseimbangan elektrolit ). Bila terjadi
pemasukan / pengeluaran yang abnormal
ion –ion akibat pemasukan garam yang berlebihan
/ penyakit perdarahan ( diare ,
muntah ) ginjal akan meningkatkan eksresi ion – ion yangpenting ( mis. Na , K ,
Cl , Ca dan fosfat )
Ø
Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan,
campuran makanan menghasilkan urine yang
bersifat agak asam , pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolisme
protein . Apabila banyak makan sayur –
sayuran , urine akan bersifat basa. pH
urine bervariasi antara 4 , 8 – 8,2 . Ginjal menyekreksi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
Ø
Eksresi sisa
hasil metabolisme ( ureum , asam urat , kreatinin ) zat – zat toksik ,
obat – obatan , hasil metabolisme
hemoglobin dan bahan kimia asing
(pestisida ).
Ø
Fungsi hormonal
dan metabolisme . Ginjal
menyekresi hormone renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan
darah (system renin angiotensin
aldesteron ) membentuk eritropoiesis mempunyai peranan penting
untuk memproses pembentukan sel
darah merah (eritropoiesis ).
b.
Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal
1.
Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta
abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri
dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri
akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi
kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh
alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama
dan kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis
masuk ke vena kava inferior.
9.
System mukosa (jaringan pembungkus)
Kulit adalah lapisan atau jaringan
yang menutupi seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari
luar. Kulit merupakan bagian tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus untuk
memperindah kecantikan, selain itu kulit dapat membantu menemukan penyakit yang
diderita pasien.
Kulit disebut juga integumen atau
kutis yang tumbuh dari dua macam jaringan yaitu jaringan epitel yang
menumbuhkan lapisan epidermis dan kelenjar pengikat(penunjang) yang menumbuhkan
lapisan dermis(kulit dalam). Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang
teranyam secara halus berguna untuk merasakan sentuhan atau sebagai alat raba
dan merupakan indikator untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan
pada kulit.
Lapisan kulit terdiri atas:
a. epidermis
b. dermis
c. hipodermis
a.
epidermis(kulit ari)
Lapisan paling luar terdiri atas
lapisan epitel gepeng. Unsur utamanya adalah sel-sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit. Lapisan
epidermis tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada di lapisan bawah
bermitosis terus menerus, sedangkan lapisan paling luar epidermis akan
terkelupas atau gugur. Epidermis dibina oleh sel-sel epidermis terutama
serat-serat kolagen dan sedikit serat elastis.
b.
kulit jangat (dermis)
Batas dermis yang sukar ditentukan
karena menyatu dengan lapisan subkutis(hipodermis), ketebelannya antara 0,5-3
mm, beberapa kali lebih tebal dari epidermis, dan dibentuk dari komponen
jaringan pengikat. Derivat dermis terdiri atas bulu, kelenjar minyak, kalenjar
lendir, dan kelenjar keringat yang membenam jauh kedalam dermis. Kulit jangat
bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi bagian yang lebih
dalam. Pada perbatasan antar kulit ari dan kulit jangat terdapat
tonjolan-tonjolan kulit kedalam kulit ari (epidermis) yang disebut papil
kulit jangat. Kulit jangat terdiri atas serat-serat kolagen, dan serabut-serabut
elastis, dan serabut-serabut retikulin. Serat-serat ini bersama pembuluh darah
dan pembuluh getah bening membentuk anyaman-anyaman yang memberikan perdarahan
untuk kulit.
c.
Hypodermis
Hipodermis adalah lapisan bawah kulit
(fasia superfisialis) yang terdiri atas jaringan pengikat longgar, kompenennya
serat longgar, elastis dan sel lemak. Sel-sel lemak membentuk jaringan lemak
pada lapisan adiposa yang terdapat susunan lapisan subkutan untuk menentukan
mobilitas kulit diatasnya. Bila terdapat lobulus lemak yang merata, hipodermis
membentuk bantal lemak disebut pannikulus adiposus. Padaa daerah perut, lapisan
ini dapat mencapai ketebalan tiga cm, sedangkan pada kelopak mata, penis, dan
skrotum, lapisan subkutan tidak mengandung lemak. Bagian superfisial hipodermis
mengandung kelenjar keringat dan folikel rambut. Dalam lapisan hipodermis
terdapat anyaman pembuluh arteri, pembuluh vena, dan anyaman saraf yang berjalan
sejajar dengan permukaan kulit di bawah dermis. Lapisan ini mempunyai ketebalan
bervariasi dan mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan di bawahnya.
1.
struktur rambut
Ø
medula: merupakan bagian tengah rambut yang
longgar terdiri atas 2-3 lapis sel kubis
mengerut sama lain dipisahkan oleh ruang berisi udara dan bulu halus pendek
jenis bulu roma. Sebagai rambut kepala dan rambut pirang tidak mempunyai
medula, sel-selnya sering mengandung pigmen, keratin sel-sel medula termasuk
keratin lunak.
Ø
Korteks: merupakan bagian utama rambut yang
terdiri atas beberapa lapis sel gepeng dan panjang berbentuk gelondong
membentuk keratin keras. Fibril keratin tersusun sejajar, sedangkan granula
pigmen terdapat di dalam dan diantara sel-selnya. Rambut hitam mengandung
pigmen teroksidasi udara yang terkumpul di dalam ruang antara sel korteks dan
mengubah warna rambut.
Ø
Kutikula: terdapat pada permukaan selapis sel
tipis dan jernih. Kutikula tidak berinti kecuali yang terdapat pada akar
rambut, sel-selnya tersusun seperti genteng atap dengan ujung menghadap ke
atas. Penampang melintang rambut beragam sesuai dengan ras, rambut lurus bangsa
mongol, eskimo, dan indian amerika tampak bundar pada potongan melintang,
rambut berombak pada beberapa bangsa kaukasia, afrika dan irian penampangnya
lonjong.
10.
System indra
a.
Struktur dan Fungsi Mata
Terletak di dalam orbital, mata
merupakan organ penglihatan dengan fungsi utama menfokuskan cahaya kedalam
retina. Retina terdiri dari jaringan saraf yang mengirim sinyal yang dihasilkan
cahaya ke struktur mata.
Mata berbentuk bulat dan tertanam
dalam lemak. Terdiri dari tiga lapisan
fibrosa bagian luar lapisan pembuluh darah dan berfigmen., serta bagian dalam
lapisan saraf.
Lapisan fibrosa luar terdiri dari dua
bagian fosterior yang berwarna buram (ovaque) dan disebut sclera ialah suatu
membran keras yang membentuk bola mata yang putih. Bagian depan sklera ditutupi konjungtiva, yang direflesikan
kebagian dalam mata dan berlanjut dengan evitelium yang menutupi kornea. Kornea
merupakan lapisan fibrosa. Kornea menonjol menutupi permukaan mata dan bersifat
transparan, yang memungkinkan sinar cahaya masuk ke mata dan membelokkannya
untuk focus pada retina.
b.
telinga
Telinga merupakan organ pendengaran
dan juga memainkan peran penting dalam mempertahankan keseimbangan.
Bagian-bagian yang berperan dalam pendengaran: bagian luar, bagian tengah, dan
koklea. Bagian-bagian yang berperan dalam keseimbangan: kanal semi viskular,
utrikel, dan sakulus.
1.
Struktur dan fungsi telinga
Telinga eksterna mempunyai dua bagian
aurikula menonjol dari samping kepala terdiri dari: fibro kartilago (tipis dan
elastis), ditutupi kulit yang berbentuk corong yang mengantar gelombang suara
menunuju ke meatus akustik eksterna ini membentuk kanal yang melengkung,
lengkungan depan atas, lengkungan belakang atas, dan lengkungan depan dan
sedikit menurun. Lengkungan ini bisa diluruskan dengan tarikan lunak, pada
aurikula dewasa: ditarik keatas belakang, pada anak-anak: hanya ditarik kebelakang, pada bayi ditarik
kebawa belakang. Ujung eksternal naetus bagian dalam ditutupi oleh membrane
timfani. Pada tepi kulit kartilago neatus rambu-rambu halus dan banyak kelenjar
yang mengekskresi serumen yang melindungi kanal dari debu atau benda asing
lain. Tetapi serumen sendiri dapat menjadi hambatan akubat akumulasi, sehingga
untuk mengeluarkanya diperlukan penyemprotan.
Telinga bagian tengah merupakan ruang kecil dalam
tulang temporal, dipisahkan oleh membrane timfani dari telinga bagian luar,
didnding selanjutnya dibentuk oleh dinding bagian lateral telinga dalam.
c.
hidung
Ø
Struktur Dan Fungsi Hidung
Hidung berfungsi sebagai saluran
udara untuk mengalir ke dan dari paru-paru. Jalan nafas ini berfungsi sebagai
penyarin kotoran dan melembatkan serta menghancurkan udara yang dihirup ke
dalam paru-paru. Hidung bertanggung jawab terhadapat olpaksi terletak dalam
mukosa hidung. Fungsi ini kurang sejalan dengan pertambahan usia.
Karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah tiga buah:
Konka nasalis inferior (karang hidung bagian
bawa)
Konka nasalis media (karang hidung bagian
tengah)
Konka nasalis superior (karang hidung bagian
atas)
Ø
Proses Menghirup
Bau yang masuk kedalam rongga hidung
akan merangsang saraf (nervus olfaktorius) dan bulbus olfaktorius. Indera bau
bergerak melalui traktus olfaktorius dengan perantaraan stasiun penghubung
hingga mengcapai daerah penerima akhir dalam pusat olfaktorius pada lobus
temporalis di otak besar tempat perasaan itu ditafsirkan. Rasa pencium
dirangsang oleh gas yang dihisap dan kepekaan atas rasa tersebut mudah hilang
duhadapkan pada suatu bau yang sesat dan pengap, tidak merasakan bau yang tidak
enak sementara dilain pihak bau segera menyengat hidung orang yang baru datang
dari lingkungan udara sehat.
Ø
Rangsangan Reseptor
Rangsangan reseptor hanya berespons
terhadap senyawa yang kontak dengan epitel olfaktorius dan dilarutkan dalam
lapisan tipis mokus yang menutupinya.Ambang olfaktorius yang menggambarkan
sensitivitas hebat reseptor olfaktoriustrhadap sejumlah senyawa yang dapat dicium
pada konsentrasi kurang dari 500pg/l diubah sekitar 30% dari sebelum dapat
dideteksi.melekul penghasil bau
mengandung 3-20 atom karbon yang mempunyai bau yang berbeda.
Diskriminasi Bau manusia dapat
membedakan bau antara 200-4000 bau yang berbeda dan menghasilkan pola ruang
yang berbeda dari peningkatan aktivitas metabolic didalam olfaktori.bau khusus
bergantung pada pola ruang perangsangan secara kontinu pada bau yang paling
tidak disukai, maka persepsi bau menurun kemudian berhenti.ini disebabkan oleh
adaptasi yang cukup cepat yang timbul dalam system olfaktorius.
Ø
Kelainan pada Penciuman
Rasa penciuman akan lemah apabila selaput
lender hidung sangat kering, basah atu membengkak seperti keadaan
influenza.rasa penciuman akaqn sama sekali akibat komplikasi dari suatucedera
pada kepala.
A. Fisiologi
a.
Otot
1.
Fisiologi Otot
Fungsi dari otot adalah berkontraksi agar dapat menggerakkan
tubuh dan bagian-bagiannya. Untuk mengetahui kerja otot, perlu diketahui
struktur dasar otot. Otot mengandung protein kontraktil, sehingga apabila ada
rangsangan, otot akan berkontraksi. Jaringan otot mempunyai sifat dapat
mengubah tenaga kimia menjadi tenaga mekanik disertai pelepasan panas.
Ada
3 macam otot yaitu:
Ø
Otot rangka
Ø
Otot jantung
Ø
Otot polos
2.
Otot Rangka
Setiap berkas otot mengandung sejumlah besar serat otot,
diameter 10-80 µ, letaknya sejajar memanjang. Tiap serat otot merupakan satu
sel otot, dibungkus oleh membrane sel yang disebut: Sarkolemma, mengandung inti
berbentuk silinder dan terletak asimetris. Dipersarafi oleh ujung saraf yang
terletak di tengah serat otot. Antara satu sel dengan sel otot lain
berhubungan, baik strukturnya maupun fungsinya.
Di dalam sitoplasma (sarkoplasma) terdapat banyak mitokondria
dan granula-granula glikogen yang merupakan cadangan energi sel. Terdapat pula
mioglobin yaitu protein berwarna merah yang mengandung zat besi dan berfungsi
sebagai tempat penyimpanan oksigen. Di dalam sarkoplasma terdapat pula sejumlah
besar ion K, Mg, PO4 dan enzim-enzim. Di dalam satu serat otot terdapat
beratus-ratus myofibril dan di dalam setiap miofibril terdapat sejumlah miofilamen. Filamen adalah
elemen kontrkatil yang berperan pada mekanisme kontraksi otot yang merupakan
kumpulan protein, terdiri dari filamen tebal (miosin) dan filamen tipis (aktin,
troponin dan tropomiosin).
3.
Jenis-jenis kontraksi otot
Pada kontraksi otot,
pergeseran filament elemen kontraktil menyebabkan panjang otot berkurang.
Disamping itu di dalam otot terdapat juga unsur-unsur yang bersifat elastis dan
kenyal, yang memungkinkan otot berkontraksi tanpa disertai perubahan panjang
otot. Pada keadaan ini terjadi peningkatan tegangan otot disertai pengeluaran
panas. Berdasarkan hal ini, terdapat 2 jenis kontraksi otot, yaitu:
Ø
Kontraksi Isotonik
Proses kontraksi otot yang
menyebabkan pemendekan panjang otot disebut kontraksi isotonik. Pada keadaan
ini tegangan/tonus otot tidak berubah. Terjadi pemendekan dari semua sarkomer.
Contoh: kontraksi ini adalah pada waktu mengangkat beban yang ringan, saat
berjalan atau menendang
Ø
Kontraksi Isometris
Pada jenis kontraksi ini, tidak terjadi pemendekan otot (bahkan
sebaliknya, mungkin terjadi sedikit pemanjangan), tetapi terjadi peningkatan
tegangan dalam otot. Contoh: usaha mengangkat beban berat sekali atau pada
waktu berdiri dengan sikap tegak (menahan berat badan terhadap tarikan gaya
berat bumi).
4.
Jenis Serat Otot
Ada 2 jenis serat otot yaitu:
Ø
Slow twitch adalah serat merah, karena
mengandung banyak mioglobin dan terutama ditemukan pada atlet endurans.
Mengandung banyak kapiler, lemak, dan enzim.
Ø
Fast twitch adalah serat putih, berfungsi secara
anerobik, memiliki sedikit mioglobin, lemak, enzim dan kapiler.
Proporsi
ke-2 jenis serat ini, bervariasi pada setiap orang.
5.
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kontraksi Otot
Ø
Suhu
Ø
Panjang Awal
Ø
Jenis Pembebanan
Ø
Cara Perangsangan
Ø
Jenis Kontraksi
Seringkali otot menjadi kaku setelah olahraga berat
sebab ada jaringan sikatrik atau pemendekan otot secara refleks. Salah satu
keuntungan melakukan masase adalah efektif memulihkan kekakuan otot dan
mengembalikan otot pada panjang otot istirahat yang optimal. Juga membuat otot
lebih lentur, dan meningkatkan aliran darah. Kekakuan otot biasanya tidak
terjadi pada seluruh berkas otot tetapi hanya pada bagian tertentu dari bagian
otot terbesar, atau pada hubungan antara otot dan tendon (jaringan penghubung
otot).
Peregangan umumnya dapat memanjangkan otot secara
keseluruhan, tetapi sulit untuk meregangkan area tertentu di otot. Dalam hal
ini masase dapat dilakukan secara langsung pada area yang akan di masase dan
lebih baik bila dapat di kombinasikan
dengan tehnik peregangan yang tepat untuk mencapai kelenturan otot optimal.
b.
Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah dan
darah. Jantung terletak di dada sebelah kiri. Di depan dilindungi oleh tulang
dada dan di sebelah belakang dilindungi oleh tulang belakang. Jantung terdiri
dari 4 rongga, yang berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Sisi
kiri jantung memompakan darah yang kaya oksigen dan makanan ke organ-organ tubuh
dan otot, sedangkan sisi kanan jantung
memompakan darah yang tidak mengandung oksigen ke paru-paru. Dari sisi kiri
jantung darah akan memasuki aorta (pembuluh darah besar), lalu bercabang-cabang
ke seluruh tubuh. Setelah terjadi pertukaran oksigen dan nutrisi, darah yang
mengandung sisa makanan akan dihantarkan ke sisi jantung kanan. Fungsi sistem
sirkulasi sangat penting yaitu mengangkut bahan makanan (nutrient), oksigen dan
karbondioksida serta sisa makanan dari jantung ke seluruh tubuh dan sebaliknya.
Sisa makanan dan substansi yang berbahaya akan dikeluarkan melalui ginjal.
Fungsi lain dari darah adalah mengatur pH darah dan suhu tubuh. Keuntungan
melakukan masase dalam kaitannya dengan sistem sirkulasi adalah kemampuan untuk
meningkatkan pengembalian darah vena ke jantung dan meningkatkan aliran darah
otot, yang ke duanya dapat memberi efek signifikan pada pemulihan dan
regenerasi jaringan otot setelah latihan/olahraga.
c.
Sistem Limfatik
Jaringan tubuh dikelilingi oleh cairan yang disebut cairan
intersisial, yang berfungsi sebagai medium untuk pertukaran bahan nutrisi dan
sisa makanan antara sistem sirkulasi dan jaringan tubuh. Cairan intersisial
berasal dari kapiler yang sebenarnya
adalah plasma yang merupakan
55-60 % bagian dari darah. Selama pertukaran bahan-bahan tadi, cairan
intersisial masuk ke dalam pembuluh limfatik. Sistem limfatik mirip dengan
sistem sirkulasi (vena), juga bercabang-cabang di seluruh tubuh. Di sepanjang
pembuluh limfatik terdapat nodus-nodus atau kelenjar, misalnya di daerah leher,
ketiak, dada, perut dan selangkang.
Kelenjar ini mengandung limfosit yang memproduksi antibodi untuk sistem
pertahanan tubuh. Secara konstan terdapat sirkulasi cairan limfe dari kapiler
ke ruang antar sel, kembali ke sistem
limfe lalu ke pembuluh darah. Cedera pada otot akan menyebabkan cairan dalam
sel dan beberapa komponen sel mengalir ke ruang antar sel. Kerusakan kapiler
akan membuat cairan dan darah lebih banyak di ruang antar sel. Akibat
meningkatnya jumlah cairan intersisial akan menyebabkan terjadinya pembengkakan
jaringan yang disebut: Edema. Secara normal pembuluh limfe akan mengalirkan
kembali cairan intersisial yang berlebihan ke sistem sirkulasi darah.
Dalam hal ini masase tidak dapat digunakan untuk membantu
pengembalian darah yang tertimbun di cairan intersisial pada edema ke sistem
sirkulasi darah untuk menghilangkan pembengkakan. Bahkan dianjurkan untuk tidak
melakukan masase pada jaringan tubuh yang mengalami pembengkakan atau edema.
d.
Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari 2 bagian, yaitu: sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla
spinalis, yang menginterpretasi informasi dari luar tubuh. Sistem saraf tepi,
terdapat di seluruh tubuh yang menghubungkan reseptor dengan sistem saraf pusat.
Saraf eferen membawa informasi dari dari otak atau medulla spinalis ke seluruh
tubuh, yang terbagi atas 2 bagian, yaitu: saraf volunter yang bertanggung jawab
mengatur otot dan saraf involunter (otonomik). Saraf involunter atau sistem
saraf otonom terdiri dari sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Jadi sistem
saraf tepi mengumpulkan dan menyampaikan sinyal ke susunan saraf pusat dan
tubuh akan memberikan reaksi terhadap sinyal tersebut. Bila sinyal dihantarkan
ke otot akan merangsang terjadinya kontraksi otot, dan pada akhirnya akan
menimbulkan gerakan.
Hanya sedikit penelitian yang ada mengenai kaitan sistem
saraf dengan masase, tetapi umumnya masase yang ringan dan sedang akan
merangsang saraf sedangkan tekanan yang kuat akan menekan/mematikan rangsang.
Untuk itu hanya tekanan yang ringan dan singkat yang dianjurkan setelah
aktivitas berat, untuk merangsang otot agar kembali siap lalu setelah itu
masase yang lebih dalam dan ritmik dilakukan untuk merelaksasikan otot.
e.
Sistem Kerangka Dan Sendi
Tulang
kerangka berhubungan satu dengan yang lain melalui sendi. Ada 3 jenis sendi,
yaitu:
Ø
Sendi fibrosa
Jaringan yang menghubungkan antar tulang
adalah jaringan ikat. Pada sendi ini tak ada gerakan.
Contoh: - pada tulang kranium disebut sendi sutural
Ø
Sendi tulang rawan (kartilaginosa)
Jaringan yang menghubungkan antar tulang
adalah tulang rawan, gerakan agak terbatas.
Contoh: lempeng intervertebral dan antara kostae dan sternum
Ø
Sendi synovial
Hubungan antar tulang disini lebih rumit.
Sendi ini adalah sendi yang terbanyak ditemukan di tubuh yang memungkinkan
pelbagai gerakan yang kompleks, meskipun dapat pula kaku jika perlu untuk
menopang beban tertentu.
Macam-macam
sendi synovial:
Ø
Sendi datar
disebut pula Gliding Joint, permukaan
artikularnya rata.
contoh: interkarpal dan intertarsal, di
antara prosesus artikular vertebra.
Ø
Sendi engsel
disebut pula Hinge Joints, merupakan sendi
dengan satu aksis.
contoh: sendi siku dan lutut.
Ø
Sendi putar
disebut
pula Pivot Joints, gerakan mengitari ujung tulang lain.
contoh:
di antara bagian proksimal radius dan ulna.
Ø
Sendi buku jari
disebut pula Condyloid Joints, ke dua
permukaan artikular berbentuk oval.
Contoh: radiokarpal pada pergelangan tangan
Metakarpopalangeal
Ø
Sendi pelana
disebut
pula Saddle Joints, salah satu tulangnya berbentuk pelana.
Contoh:
sendi ibu jari kaki antara metatarsal dan falang.
Ø
Sendi peluru
disebut pula Ball & Socket Joints. Ujung tulang yang satu bulat dan
lainnya cekung,
menyebabkan gerakan
melingkar.
Contoh: sendi bahu dan
panggul.
B. Peran Sport Massage Terhadap Anatomi
Dan Fisiologi
Berikut ini sedikit gambaran
mengenai peranan pijat atau massage
terhadap sirkulasi peredaran darah, kelenjar getah bening dan lain- lainnya
antara lain:
a.
Meningkatkan fungsi kulit
Peredaran darah
dalam tubuh yang meningkat akan membantu proses untuk menghasilkan kelenjar
minyak yang akan lebih efektif memproduksi keringat, sehingga akan membuang zat
yang tidak berguna. Lapisan epidermis yang paling luar akan larut sehingga
kondisi kulit akan lebih baik. Fungsi kulit sebagai daya penyerap akan lebih
meningkat dan kulit menjadi lebih halus.
b.
Melarutkan lemak
Gerakan pengurutan
yang sifatnya menekan dan menghentak seperti meremas/ memijat, menepuk, memukul
dapat membantu melarutkan lemak sehingga terjadi pembakaran tubuh.
c.
Meningkatkan refleksi pada pencernaaan
Pengurutan perut
dengan gerakan-gerakan tertentu akan lebih merangsang gerak refleksi
(Peristaltik), dengan demikian akan lebih memperlancar sistem pencernaan.
d.
Meningkatkan fungsi jaringan otot
Meningkatnya
sirkulasi peredaran darah dapat meningkatkan nutrisi (sari makanan) ke dalam
jaringan otot sehingga kekenyalan dan elastisitas akan lebih bertahan.
e.
Meningkatkanya peredaran darah
Meningkatnya
peredaran darah yang ditimbulkan oleh gerak pengurutan akan meningkat pula
nutrisi sehingga dapat memberi makanan pada sel-sel tulang. Dengan demikian
meningkat pula pertumbuhan gerak persendian.
f.
Meningkatkan fungsi jaringan syaraf
Gerakan vibrace dan
friction dapat merangsang pada fungsi syaraf di seluruh tubuh.
g.
Sistem Getah Bening
Luka akibat pukulan
akan menyebabkan terjadinya pembengkakan yang masuk ke dalam sirkulasi getah
bening. Pijat dapat mengosongkan saluran getah bening dan menyembuhkan bengkak
tersebut. Jika cairan yang membuat bengkak tidak disingkirkan, maka akan
mengeras sehingga tidak dapat melewati saluran getah bening. Akibatnya gumpalan
cairan yang mengeras tersebut akan menyumpal di sekeliling jaringan: otot,
tulang, urat, ikatan sendi tulang (ligament) dan kemudian terbentuk “pelekatan”
(adhesion).
h.
Sistem Kandung Kemih
Pijat di bagian punggung
dan perut akan meningkatkan aktivitas ginjal yang mendorong pembuangan produk
sisa metabolisme dan mengurangi penumpukkan cairan.
i.
Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi
juga dapat ditingkatkan. Pijat pada bagian perut dan punggung dapat membantu
meredakan masalah haid, seperti rasa sakit, pra menstruasi, haid tidak teratur,
dan lain-lain.
Dengan
pemijatan ini stres, nyeri, dan ketegangan bisa diusir. Kekuatan dan kelenturan
pikiran, tubuh, dan emosi bisa ditingkatkan. Tidur bisa lebih berkualitas.
Restrukturisasi tulang, otot, dan organ dapat dibantu. Cedera baru dan lama
bisa disembuhkan. Konsentrasi dan ingatan dapat ditingkatkan. Bahkan, rasa
percaya diri dan harmoni bisa disegarkan.
Banyak sekali manfaat pijat atau massage
untuk tubuh, jadi pada intinya jika dalam jangka pendek badan sehat, secara
otomatis untuk jangka panjang kesehatan juga baik. Jika ingin mencoba, luangkan sedikit waktu untuk melakukan kontak
khusus yang ditimbulkan dari sentuhan massage. Dan kunjungi massage therapist
di Omah Spa.
C. Manfaat Terapi Sport Massage
Pada pembahasan itu terdapat berbagai macam terapi
massage secara anatominya dan fisiologinya seperti:
a. terapi sport massage bagian kepala
Perlakuan sport massage bagian kepala diberikan dengan
menyesuaikan anatomis kepala
Ø
Frontalis : perlakuan pada bagian dahi /depan
Ø
Lateralis/temporalis : bagian samping kepala
Ø
Posterior/occipitalis : bagian atas
Manipulasi
yang diberikan adalah Effleurage, friction, tapotament ringan, vibration dan
shaking.
b. terapi sport massage bagian leher
Terdiri dari dua bagian yaitu bagian muka /anterior dan
bagian belakang /posterior. Pada region ini terdapat organ yang penting seperti
:trachea, esophagus, pembuluh darah besar (arteri carotic, vena jugularis),
saluran limphe dan persyarafan, kelenjar ganglion lymphe cervical dan kelenjar
thyroid dan parathyroid.
Leher bagian muka menggunakan manipulasi Effleurage, friction
ringan, petrisage dan vibration. Leher bagian belakang menggunakan manipulasi
effleurage, friction, petrisage, cincang/cabik dan vibration. (khusus leher
bagian belakang perlakuannya sampai pundak)
c. terapi sport massage bagian thorax
/dada
Bertujuan Merangsang system respirasi biasanya karena masalah
asmatis, sesak nafas atau nyeri dada. Menggunakan manipulasi effleurage,
friction, cincang/cabikan, tapotament, vibration dan shaking.
d. terapi sport massage bagian abdominal
/perut
Pada bagian ini diberlakukan manipulasi yang agak ringan
tekanannya. Dengan manipulasi effleurage, petrisage, friction ringan dan
shaking ringan.
Bertujuan untuk meringankan gangguan di perut seperti
sembelit dan sakit perut lainnya serta membantu menghilangkan lemak di otot
perut.
e. sport massage untuk prestasi dan
pertandingan
Perlakuan sport massage untuk prestasi dan pertandingan
perlakuannya akan berbeda dengan perlakuan pasien. Karena tingkat kebugaran
olahragawan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pasien maka manipulasi yang
diberikan akan lebih keras dan lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
Clews W. (1990). Sport Massage and Stretching.
Bantam Sports.
Ø
Daniel Santana. (2007). Kamus Lengkap
Kedokteran. Jakarta. PT: Mega Aksara.
Ø
Guyton dan Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, EGC. Jakarta.
Ø
Hardianto Wibowo. (1995). Pencegahan dan
Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Ø
Kartono Mohammad. (2001). Pertolongan Pertama.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ø
Lars Peterson and Per Renstrom. (1988). Sports
Injuies. London: Martin Dunitz Ltd.
Ø
Ontario Barrie. (2009). Columna Vertebralis
Dilihat Dari Samping dan Dari Belakang. Diakses dari
http://skillbuilders.patientsites.com. Pada tanggal 01 April 2012, Jam 21.00
WIB.
Ø
(2009). Facet Joints. Diakses
http://skillbuilders.patientsites.com. Pada tanggal 01 April 2012, Jam 21.00
WIB.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar