PRINSIP
DASAR PENANGANAN DAN PERAWATAN CEDERA
A. Prinsip Penanganan Pertama
Pulihnya
atlet dan mampu aktif kembali sangat
tergantung dari keputusan yang dibuat saat terjadi cedera, serta pertolongan
yang diberikan. Bila dokter tidak ada, maka terpaksa pelatih harus memutuskan
sendiri, keadaan ini paling banyak berlaku.
Pelatih
harus mampu memutuskan apakah atlet terus atau berhenti, untuk cedera yang
berat keputusannya sangat mudah diambil, tetapi untuk cedera yang ringan
keputusannya menjadi sangat sulit. Bila ragu istirahatkan atlet anda, pelatih
sebaiknya mampu melakukan pemeriksaan praktis fungsional dilapangan.
Pertama
adalah evaluasi awal tentang keadaan umum penderita, untuk menentukan apakah
ada keadaan yang mengancam kelangsungan hidupnya. Bila ada tindakan pertama
harus berupa penyelamatan jiwa. Setelah diketahui tidak ada hal yang
membahayakan jiwa atau hal tersebut telah teratasi maka dilanjutkan upaya yang
terkenal yaitu :
1. Prinsip RICE
R – Rest : Istirhat, mencegah agar
tidak mengalami cedera lagi dan mengurangi peredaran darah ke daerah itu.
Penyembuhan karena waktu (Kravitz Len, 90:2001). Jadi diistirahatkan adalah
tindakan pertolongan pertama yang esensial penting untuk mencegah kerusakan
jaringan lebih lanjut.
I – Ice : Es, sebaiknya segera ditempelkan pada daerah yang cedera untuk
menghilangkan pembengkakan. Satu bungkus es dapat ditempelkan selama 10-20
menit secara priodik dalam waktu 24 jam pertama. Langsung mesege dengan es
dapat dilakukan selama 7-10 menit dengan efek yang sama. Pengobatan panas dapat
dilakukan setelah 48 jam, bersamaan dengan es, untuk meningkatkan peredaran
darah dan meningkatkan panas dalam badan untuk memindahkan darah dan cairan
yang berlebihan(Kravitz Len, 90:2001).
Jadi terapi dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan meredakan rasa
nyeri.
C – Compression : Penekanan, membantu
mengurangi pembekakan dan pendarahan didalam. Pembebatan adalah suatu cara yang
bagus untuk melakukannya. Berhati-hatilah jangan sampai mengganggu peredaran
darah karena pembebatan terlalu kencang (Kravitz Len, 90:2001). Jadi penekanan
atau balut tekan gunanya membantu mengurangi pembengkakan jaringan dan
pendarahan lebih lanjut.
E – Elevation : Dinaikkan, membantu
mengurangi adanya pendarahan didalam dan masuknya cairan yang berlebihan
kedalam cedera. Bila mungkin, naikkan daerah yang mengalami cidera lebih tinggi
dari pada jantung pada semua kesempatan sampai pembengkakan surut periksakan ke
dokter bila perlu rasa sakit yang terus-menerus, pembengkakan yang besar, dan
perubahan warna yang jelas, semuanya memerlukan evaluasi. Penyebab dari
terjadinya cedera harus pula dikoreksi, sehingga tidak terjadi cedera lagi.
(mungkin anda memerlukan sepatu baru, mengurangi berat, latihan lebih singkat
dan lain-lain). Mulailah proses rehabilitasi anda dengan perenggangan dan
penguatan dan kembalilah pada tingkatan aktifitas semula stelah badan anda siap
(Kravitz Len, 90:2001). Jadi peninggian daerah cedera gunanya mencegah statis,
mengurangi edema (pembengkakan) dan rasa nyeri.
2. Penanganan Rehabilitasi Pada Cedera
Olahraga Lanjut
Pada masa ini rehabilitasi tergantung
pada problem yang ada antara lain berupa : Pemberian modalitas terapi fisik
atau terapi dingin, cara pemberian terapi dingin sebagai berikut :
a. Kompress dingin
Teknik
: potongan es dimasukkan dalam kantong yang tidak tembus air lalu kompreskan
pada bagian yang cedera. Lamanya : 20-30 menit dengan interval kira-kira 10
menit.
b. Massage es
Tekniknya
dengan menggosok-gosokkan es yang telah dibungkus dengan lama 5-7 menit, dapat
diulang dengan tenggang waktu 10 menit.
c. Pencelupan atau peredaman
Tekniknya
yaitu memasukkan tubuh atau bagian tubuh kedalam bak air dingin yang dicampur
dengan es. Lamanya 10-20 menit.
d. Semprot dingin
Tekniknya
dengan menyemprotkan kloretil atau fluorimethane kebagian tubuh yang cedera.
B. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K)
1. Pertolongan Dan Perawatan Korban
a. Kelainan Jalan Napas Dan Pernapasan
Ø Tersendak
Tindakan pada orang dewasa yaitu:
Korban
ditenangkan dan suruh batuk bila sadar
Bungkukkan
badan dan pukul punggung
Bila
tidak berhasil lakukan hentakan perut
Bila
tidak berhasil kombinasikan antara keduannya
Pada korban anak-anak dan bayi
dilakukan pukulan punggung saja jika tidak berhasil lakukan RJP.
Ø Tenggelam
Tindakan :
Ketika
mengangkat korban kepala harus lebih rendah dari badan, ini bertujuan untuk mengurangi
resiko menghirup air.
Baringkan
korban pada tempat yang hangat (atasi Hipothermia) dan siap-siap untuk RJP
Ø Menghirup gas
Tujuan : Memulihkan pernapasan
Tindakan :
Singkirkan
korban dari bahaya dan bawa ketempat yang berudara segar
Berikan
oksigen bila ada
Tetapkan
bersama korban, periksa napas, nadi, dan tingkat reaksinya setiap 10 menit.
Asthma
Ø Shock
Tindakan :
Atasi
setiap penyebab shock yang mungkin dapat anda tangani
Pasien
dibaringkan dengan posisi kepala harus lebih rendah
Kaki
ditinggikan dan ditopang. Hati-hati kalau anda menduga ada patah tulang
Longgarkan
pakaian yang mengikat agar tekanan pada keher, dada, dan punggang berkurang
Pasien
diselimuti agar tidak kedinginan
Periksa
dan catat pernapasan, nadi dan tingkat reaksi tiap 10 menit
Ø Pingsan
yaitu
hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak
mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.
Tujuan : Memperbaiki aliran darah ke otak, menenangkan dan menyamakan korban
setelah sadar
Tindakan :
Pasien
dibaringkan dengan posisi kaki di tinggikan dan ditopang
Baringkan
korban dalam posisi terlentang
Tinggikan
tungkai melebihi tinggi jantung
Longgarkan
pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
Beri
udara segar
Periksa
kemungkinan cedera lain
Selimuti
korban
Korban
diistirahatkan beberapa saat
Bila
tak segera sadar , periksa nafas dan nadi, posisi stabil, Rujuk ke instansi
kesehatan
Ø Luka
yaitu
suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena
kekerasan/injury.
Tindakan yang dilakukan :
Bersihkan
luka dengan antiseptic(alcohol/boorwater)
Tutup
luka dengan kasa steril/plester
Balut
tekan (jika pendarahannya besar)
Jika
hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Ø Pendarahan
yaitu
keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja.
Prinsip
dasar pertolongan pada pendarahan adalah tekan, tinggikan, tinggikan, tekan pembuluh
darah dan tenangkan korban serta balut bila perlu (5T), kita juga bisa
meneteskan betadine pada bagian yang luka supaya darah terhenti dan tidak
terinfeksi
Pendarahan
Luar Yang Hebat, Tindakan :
Pakaian
dilepas atau digulung supaya luka terlihat
Tekan
luka secara langsung dengan jari atau telapak tangan anda, sebaiknya dengan
perban steril atau bantalan kain bersih
Anggota
tubuh yang luka ditinggikan sampai diatas jantung, ditopang dan dipegangi
secara hati-hati kalau ada patah tulang
Baringkan
korban agar aliran darah ke daerah luka lebih lambat untuk mencegah infeksi
Biarkan
bantalan semula pada tempatnya. Tutupi dengan perban steril. Balut dengan ketat
tapi jangan terlalu keras agar tidak menghambat sirkulasi.
Bagian
yang terluka ditopang seperti pada patah tulang.
Ø Mimisan
yaitu
pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu
panas/terlalu dingin/kelelahan/benturan). Tindakan :
Bawa
korban ke tempat sejuk/nyaman
Tenangkan
korban
Korban
diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
Diminta
bernafas lewat mulut
Bersihkan
hidung luar dari darah
Buka
setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
Ø Lemah jantung
yaitu
nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat
kerusakan pada jantung. Ingat……!!! Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit
jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, dan tegang. Tindakan :
Tenangkan
korban
Istirahatkan
Posisi
½ duduk
Buka
jalan pernafasan dan atur nafas
Longgarkan
pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
Jangan
beri makan/minum terlebih dahulu
Jangan
biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
Ø Luka Bakar
yaitu
luka yangterjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan
panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar),Tindakan :
Matikan
api dengan memutuskan suplai oksigen
Perhatikan
keadaan umum penderita
Pasien
dibaringkan. Kalau bisa bagian yang luka jangan menyetuh tanah
Luka
disiram dengan air dingin sebanyak-banyaknya
Sementara
mendinginkan luka, periksa jalan napas, pernapasan dan nadi. Siap-siap
melakukan resusitasi jika perlu.
Lepaskan
cincin, arloji, ikat pinggang, sepatu dan pakain yang bekas terbakar secara
hati-hati sebelum luka membengkak. Kalau melekat pada luka, pakaian tidak perlu
di lepas.
Luka
dibalut dengan pembalut luka atau bahan lainya (luka pada wajah tidak perlu
ditutup, ttapi harus terus didinginkan dengan air untuk meredakan nyeri)
Pemberian
sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
Bila
luka bakar luas penderita diKuasakan
Transportasi
kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak
memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan
ketat selama perjalanan
Khusus
untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.
Ø Histeria
yaitu
sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh
korban; secara kejiwaan mencari perhatian. Tindakan :
Tenangkan
korban
Pisahkan
dari keramaian
Letakkan
di tempat yang tenang
Awasi
Pengaruh
Panas Dan Dingin
Ø Hipotermia
Hipotermia
merupakan suatu kedaan dimana korban dalam keadaan dingin atau suhu badan
korban meknurun karena lingkungan yang dingin. Tindakan :
Bawa
korban ketempat hangat
Korban
dibaringkan dan diselimuti
Jaga
jalan nafas tetap lancer
Korban
yang sadar di beri minuman hangat, sup atau makan yang berenergi tinggi seperti
coklat dll
Jaga
korban agar tetap sadar
Kalu
anda ragu akan kondisi korban yang sudah tua atau masih bayi, panggil dokter
Jika
korban menjadi tidak sadar, periksa nadi dan napasnya, serta melakukan
resusitasi jika perlu
Ø Kelelahan akibat kepanasan
Tujuan : Memindahkan korban ke tempat yang sejuk, mengganti
kehilangan garam dan cairan. Tindakan :
Baringkan
korban di tempat sejuk, kaki di tinggikan ydan ditopang
Kalau
korban sadar, berikan minuman cairan yang memiliki kandungan garam rendah (1
sendok garam per liter air) sebanyak munugkin.
kalau
korban segera pulih kembali, sarankan agar berobat ke dokter
Jika
korban menjadi tidak sadar, barinigkan tdalam posisi pemulihan, minta bantuan.
Periksa dan catat nadi dan pernapasan serta tingkat reaksinya setiap 10 menit.
Ø Dehidrasi
yaitu
suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila
cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini
biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan
karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara
terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan. Tindakan :
Mengganti
cairan yang hilang dan mengatasi shock
Mengganti
elektrolit yang lemah
Mengenal
dan mengatasi komplikasi yang ada
Memberantas
penyebabnya
Rutinlah
minum jangan tunggu haus
Ø Patah Tulang/fraktur
yaitu
rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian. Tindakan :
Bagian
yang sakit di topang dengan tangan
Agar
dapat ditopang dengan baik, bagian yang sakit di satukan dengan bagian tubuh
yang sehat
Minta
bantuan, tangani shock kalau ada. Bila mungkin bagian yang cedera ditinggikan,
diperiksa sirkulasi di bawah balutan tiap 10 menit.
Ø Kram
yaitu
otot yang mengejang/kontraksi berlebihan. Tindakan :
Istirahatkan
penderita
Posisikan
penderita pada posisi yang nyaman
Relaksasi
Pijatlah
penderita pada arah berlawanan dengan kontraksi
Ø Memar
yaitu
pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras. Tindakan
:
Kompres
penderita dengan air dingin
Balut
dan tekanlah pada bagian yang memar
Tinggikan
bagian luka
Ø Keseleo
yaitu
pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram. Tindakan :
Korban
diposisikan nyaman
Kompres
es/dingin
Balut
tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
Tinggikan
bagian tubuh yang luka
Ø Cedera Jaringan Ringan
Tindakan :
Istirahatkan,
stabilkan dan topang bagian bagian yang cedera dalam posisi yang nyaman bagi
korban
Bila
cedera baru saja terjadi, kompres (dinginkan) bagian tersebut dengan es yanig
dibungkus dengan kain untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
Seputar
bagian yang cedera ditekan sedikit dengan gumpalan kapas atau busa yang tebal,
eratkan dengan balutan
Bagian
yang cedera ditopang dan ditinggikan supaya aliran darah ke tempat itu
berkurang dan untuk mengurangi memar
Minta
bantuan bila perlu.
Ø Keracunan Makanan Atau Minuman
Keracunan
yanug dialami oleh penderita akibat makanan atau minuman yang mengandung racun.
Tindakan :
Bawa
korban ke tempat yang teduh dan segar
Jika
korban tidak sehat, pastikan jalan napas selalu terbuka dan amati pernapasan
dan sirkulasinya
Cegah
c edera lebih lanjut
Untuk
racun yang tertelan, jangan berusaha agar korban muntah karena bisa
membahayakan korban, ada baik korban di beri susu atau obat norit kalau ada
Untuk
racun yang terhirup, Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ke tempat yang
udaranya segar
Untuk
racun yang terserap, sisa-sisa zat kimia yang masih ada pada kulit di bilas
dengan air megalir.
Istirahatkan
Jangan
diberi air minum sampai kondisinya lebih
baik.
Catatan : Apabila anda menginginkan
korban muntah, Tindakan yang harus dilakukan
adalah mencampur satu sendok garam dengan air panas Atau dengan sepotong
sabun yang dikocok dengan segelas air panas. Jika racun sudah leluar beri minum
segelas susu untuk melepaskan jaringan-jaringan yang rusak.
Ø Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala
yaitu
sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.
Tindakan :
Istirahatkan
korban
Beri
minuman hangat
beri
obat bila perlu
Tangani
sesuai penyebab
2. Evakuasi Korban
Evakuasi adalah untuk memindahkan
korban ke lingkungan yang lebih aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan
medis lebih lanjut. Prinsip dasar dalam melakukan evakuasi adalah:
a. Dilakukan jika mutlak perlu
b. Menggunakan teknik yang baik dan
benar
c. Penolong harus memiliki kondisi fisik
yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari
bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian
Dalam melaksanakan proses evakusi
korban, ada beberapa cara atau alat bantu yang harus digunakan, namun hal
tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi seperti medan, kondisi
korban, ketersediaan alat dan sebagainya. Apabila tidak memiliki alat bantu
untuk mengangkut korban maka mau-tikak mau kita harus mengangkutnya langsung
tanpa alat bantu. Jika hanya satu orang pengangkut, maka korban harus dipondong
apabila korban ringan dan anak-anak, di gendong apabila korban sadar dan tidak
terlalu berat serta tidak patah tulang, dipapahapabila korban tanpa luka di
bahu atas, di panggul ataudigendong atau bahkan juga bisa dilakukan dengan
merayapposisi miring. Dan apabila ada dua orang atau lebih pengangkut korban,
maka korban di pondong dengan posisi tangan lepas dan tangan berpegangan, Model
membawa balok, atau bahkan bisa mengangkut korban dengan model membawa kereta.
Cara yang digunakan untuk mengangkut
korban di atas merupakan cara alternatif
saja. Tetapi kalau ada alat bantu
seperti: Tandu permanen, Tandu darurat, Kain keras/ponco/jaket lengan
panjang, dan Tali/webbing malah lebih bagus dan tenaga tidak banyak terkuras,
beban terasa ringan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Andun Sujidandoko. 2000. Perawatan
dan Pencegahan Cedera. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ø G. La. Cava. 1995. Pengobatan Cedera
Olahraga. (Terjemahan Oleh Hartono Satmoko). Semarang: Dahara Prise.
Ø Hadianto Wibowo. 1995. Pencegahan dan
Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Ø Paul M. Taylor, dkk. 2002. Mencegah
dan Mengatasi Cedera Olahraga. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar